Minggu, 08 Desember 2013

skripsi

PENGARUH METODE LATIHAN SEPIR PAHA MENGGUNAKAN BEBAN PEMBERAT PADA KAKI DENGAN SEPIR PAHA BERPARIASI TERHADAP KEKUATAN TENDANGAN ATLIT PENCAK SILAT UNIVERSITAS JAMBI

SKRIPSI
Di ajukan kepada
Universitas jambi
Untuk memenuhi sebagai syarat
Memperoleh gelar sarjana pendidikan olahraga dan kesehatan

OLEH
SUPRIYADI
A1D410016


Program Studi Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2013
 


 

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 latar belakang

Pencak silat adalah hasil karya secara turun temurun dari budaya bangsa Indonesia. Pencak silat sering ditampilkan dalam berbagai pertandingan mulai tingkat junior, pertandingan nasional dan internasional. “Pencak silat adalah cabang olahraga hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi dan inegritasnya terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”(Iskandar, 1992:112).
Pencak silat sudah mulai menyebar ke hampir seluruh negara di dunia dan dapat dilihat pada pertandingan-pertandingan regional maupun internasional, sehingga persaingan untuk mencapai prestasi puncak sudah sangat ketat. Keadaan ini memberikan inspirasi bagi para ahli dan pelatih pencak silat untuk mencari dan merumuskan konsep-konsep latihan yang efektif untuk meningkatkan prestasi atlet.
Pencak silat merupakan salah satu cabang dari olahraga bela diri yang memerlukan kemahiran dalam penguasaan teknik dasar. Teknik-teknik dasar yang harus dikuasai yaitu teknik tendangan, pukulan, hindaran dan tangkisan. Untuk mencapai prestasi optimal maka teknik-teknik dasar tersebut harus dapat dilakukan dengan gerakan yang kuat, cepat, tepat dan terkoordinasi. Teknik yang paling sering digunakan dalam pencak silat adalah tendangan apabila dibandingkan dengan teknik lainnya seperti pukulan. Serangan yang sah dengan menggunakan tendangan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan serangan yang menggunakan pukulan sehingga teknik tendangan sangat penting dikuasai para pesilat.
Teknik tendangan dalam olahraga pencak silat selalu menggunakan ujung kaki yang mana ujung jari kaki ditekuk ke atas. Sasaran untuk tendangan lurus ke depan tertuju pada daerah sasaran tubuh bagian depan yaitu dada dan perut. Untuk mencapai hasil yang baik dalam melakukan tendangan lurus ke depan, diperlukan kekuatan tendangan dan kemampuan jangkauan tendangan agar dapat dengan mudah mencapai sasaran tubuh lawan. Kekuatan tendangan sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai sebuah target yang maksimal. Kekuatan tendangan dapat menyulitkan lawan untuk melakukan antisipasi seperti tangkisan dan elakan. Pesilat yang mempunyai tendangan yang kuat akan lebih cepat dapat melumpuhkan lawan.
Kekuatan tendangan dalam pencak silat dapat dicapai melalui latihan secara terprogram dan intensif. Teknik latihan harus mampu mengembangkan kekuatan otot tungkai mampu kecepatan otot-otot yang berperan dalam proses tendangan. Otot-otot yang perlu dikembangkan adalah otot-otot paha bagian depan yaitu sartorius, tensor fasciae latae, adductor longus, rectus femoris, vastus lateralis dan vastus medialis, serta otot-otot paha bagian belakang yaitu semitendinosus, semimembranosus, bicep femoris, adductor magnus dan adductor brevis. Otot-otot paha tersebut merupakan penggerak anggota gerak tubuh bagian bawah terutama untuk melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat.
Kekuatan kontraksi otot tungkai dapat memberikan kemampuan gerak yang maksimal pada saat melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat. Otot-otot utama yang berkontraksi pada saat melakukan tendangan pada olahraga pencak silat adalah otot rectus femoris, vastus lateralis, dan vastus medialis. Pada saat kaki penendang ditarik dengan cepat setelah melakukan tendangan, otot-otot yang berperan adalah otot biceps femoris, semimembranosus, semitendinosus, dan gastrocnemius. Otot-otot penunjang lainnya yang berkontraksi pada saat tendangan selain otot-otot yang telah disebutkan di atas adalah iliopsoas, pectineus, tensor fasciae latae, adductor longus, dan soleus. Persendian yang paling berperan yaitu untuk tendangan lurus ke depan adalah knee extension dan hip flexion.
Kekuatan otot dapat dimanfaatkan untuk menunjang daya gerak otot-otot yang berkontraksi dan persendian yang bekerja pada saat melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat. Apabila otot-otot tungkai cukup kuat, akan menunjang efektifitas gerakan tendangan dalam olahraga pencak silat.
Panjang tungkai turut membantu dalam proses gerak tendangan pada olahraga pencak silat terutama pada saat tungkai diluruskan untuk mencapai sasaran tubuh lawan. Panjang tungkai dapat memberikan kemampuan untuk mencapai sasaran tendangan dengan cepat meskipun lawan agak jauh jaraknya. Pesilat yang mempunyai tungkai yang panjang dapat membuat lawan kesulitan untuk melakukan serangan, apalagi jika tungkai lawan lebih pendek. Sasaran dalam olahraga pencak silat adalah lawan yang selalu bergerak menghindar sehingga posisi lawan kadang agak jauh dari jangkauan kita untuk melakukan serangan. Pada saat lawan selalu menghindar menjauhi kita, diperlukan kemampuan memaksimalkan panjang tungkai untuk menjangkau sasaran lawan. Pesilat yang mempunyai tungkai yang lebih pendek, tentu kesulitan untuk menjangkau sasaran (lawannya) yang selalu menjaga jarak pada saat melakukan serangan melalu tendangan.
Proses gerakan dalam tendangan pada olahraga pencak silat dilakukan dalam suatu pola gerak yang tidak terputus yaitu mulai dari posisi kuda-kuda, mengangkat kaki penendang setinggi lutut, dan meluruskan tungkai dengan gerakan cepat untuk mencapai sasaran tubuh lawan. Unsur-unsur gerakan teknik tersebut memerlukan otomatisasi gerakan secara terpadu disertai kemampuan mengoptimalkan panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai. Apabila proses gerakan tendangan pencak silat dilakukan dengan tersendat-sendat atau ada gerakan yang berhenti, akan mengurangi kelincahan gerak sehingga mudah ditangkis atau dielakan oleh lawan dan kemungkinan besar lawan akan melakukan serangan balik.
Banyak pesilat pemula yang selalu latihan tendangan pencak silat pada salah satu perguruan pencak silat, namun hasil yang dicapai belum optimal. Beberapa pesilat pemula yang melakukan latihan tidak mampu menunjukkan prestasi secara optimal. Banyak pesilat yang kemampuan fisik maupun teknik kurang sempurna, seperti kekuatan tungkai sangat kurang dalam melakukan serangan dengan tendangan, teknik tangkisan, elakan serta kemampuan memanfaatkan kelemahan lawan untuk menyerang balik karena tidak memiliki kelincahan tendangan yang memadai.
Para pesilat dalam mengembangkan kemampuannya seperti kekuatan tendangan, sering dilakukan dengan latihan teknik dengan cara melakukan tendangan secara sepir paha tanpa latihan pengembangan kekuatan kontraksi otot-otot. Teknik latihan ini, disadari kurang efektif untuk meningkatkan kekuatan tendangan pada olahraga pencak silat. Hal yang perlu dipikirkan bahwa untuk melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat dibutuhkan kekuatan gerakan tungkai atau seluruh tubuh untuk membantu kelincahan gerakan kaki pada saat melakukan tendangan.
Bagi pesilat yang belum terbentuk kekuatan dan kecepatan kontraksi otot tungkainya secara optimal, serta kemampuan teknik untuk melakukan tendangan dalam pencak silat, seperti teknik mengangkat tungkai penendang secara tepat, cepat, dan kuat belum dikuasai dengan timing yang tepat, maka perlu diberikan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan tersebut.
Permasalahan yang timbul adalah dapatkah sepir paha mempengaruhi kekuatan tendangan dalam olahraga pencak silat. Bagi pesilat pemula masih sangat banyak kesalahan teknik gerakan tendangan yang sering dilakukan pada saat menendang akibat gerakan teknik belum dikuasai secara baik. Hal tersebut akan menyulitkan para pesilat untuk mengembangkan kekuatan kontraksi otot-otot pada saat melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat. Apabila pesilat mempunyai kekuatan tungkai yang memadai disertai panjang tungkai yang cukup, namun kesalahan-kesalahan dalam melakukan teknik tendangan masih sangat dominan, maka kekuatan tendangan dalam olahraga pencak silat akan sulit dicapai. Pada pesilat pemula, masih sangat sulit dipastikan untuk dapat mencapai kekuatan tendangan dalam olahraga pencak silat setelah mereka memiliki kekuatan tungkai disertai panjang tungkai yang lebih baik karena pesilat pemula belum menguasai teknik tendangan dalam olahraga pencak silat.
Hal sebaliknya dapat pula terjadi bahwa para pesilat pemula sangat sulit mengembangkan kekuatan tendangannya apabila tidak ditunjang dengan kekuatan otot. Panjang tungkai yang dimiliki juga membantu untuk menjangkau sasaran sehingga menunjang kemampuan tendangan dalam olahraga pencak silat. Meskipun para pesilat mempunyai kemampuan teknik tendangan yang baik, tetapi tidak ditunjang dengan kekuatan tungkai akan menyulitkan untuk melakukan gerak tendangan secara maksimal.
Tendangan dalam olahraga pencak silat harus dilakukan dengan keras disertai kemampuan jangkauan pada sasaran agar lawan sulit melakukan tangkisan dan elakan. Tendangan yang dilakukan dengan lemah karena kekuatan tungkai tidak memadai disertai dengan tungkai yang pendek, akan mudah diantisipasi oleh lawan dengan melakukan tangkisan, elakan, dan bahkan memudahkan lawan untuk melakukan serangan balik secara cepat dan tiba-tiba.



1.2 Batasan Masalah
            Dari berbagai masalah yang muncul dalam latar belakang maka perlu di adakan pembatasan masalah agar peneliti ini mendalam mengkajinya.
Permasalahan hanya di bataskan kepada : pengaruh metode latihan sepir paha menggunakan beban pemberat pada kaki terhadap kekuatan tendangan atlit pencaksilat universitas jambi
1.3 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : apakah sepir paha berpariasi dengan beban pemberat tertentu dapat meningkatkan kekuatan tendangan atlit pencak silat universitas jambi
1.4 Tujuan Penelitian
            Tujuan yang ingin di capai dalam peneliti ini adalah : untuk mengetahui pengaruh metode latihan sepir paha terhadap kekuatan tendangan atlit pencak silat universitas jambi
1.5 Manfaathasil Penelitian
            Hasil penelitian ini di harapkan memberi manfaat antara lain :
1.      Dapat menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai olahraga pencak silat
2.      Sebagai upaya nyata dalam proses meningkatkan prestasi olahraga khususnya pada cabang olagraga pencak silat.
3.      Sebagai masukan untuk menambah kreatifitas dalam melatih atlit pencaksilat
4.      Bagi peneliti merupakan proses pembelajaran diri dalam menerapkan disiplin ilmu yang tlah di peroleh dari hasil studi di pendidikan olahraga dan kesehatan, baik teori maupun praktik. Selain itu juga menambah pengalaman di bidang penelitian agar dalam melakukan penelitian di lain, lebih baik lagi.