PENGARUH METODE LATIHAN
SEPIR PAHA MENGGUNAKAN BEBAN PEMBERAT PADA KAKI DENGAN SEPIR PAHA BERPARIASI
TERHADAP KEKUATAN TENDANGAN ATLIT PENCAK SILAT UNIVERSITAS JAMBI
SKRIPSI
Di ajukan
kepada
Universitas
jambi
Untuk
memenuhi sebagai syarat
Memperoleh
gelar sarjana pendidikan olahraga dan kesehatan
OLEH
SUPRIYADI
A1D410016
Program Studi Pendidikan Olahraga Dan
Kesehatan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Pencak silat adalah hasil karya
secara turun temurun dari budaya bangsa Indonesia. Pencak silat sering
ditampilkan dalam berbagai pertandingan mulai tingkat junior, pertandingan
nasional dan internasional. “Pencak silat adalah cabang olahraga hasil budaya
manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi dan inegritasnya
terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”(Iskandar, 1992:112).
Pencak silat sudah mulai menyebar ke
hampir seluruh negara di dunia dan dapat dilihat pada pertandingan-pertandingan
regional maupun internasional, sehingga persaingan untuk mencapai prestasi
puncak sudah sangat ketat. Keadaan ini memberikan inspirasi bagi para ahli dan
pelatih pencak silat untuk mencari dan merumuskan konsep-konsep latihan yang
efektif untuk meningkatkan prestasi atlet.
Pencak silat merupakan salah satu
cabang dari olahraga bela diri yang memerlukan kemahiran dalam penguasaan
teknik dasar. Teknik-teknik dasar yang harus dikuasai yaitu teknik tendangan,
pukulan, hindaran dan tangkisan. Untuk mencapai prestasi optimal maka
teknik-teknik dasar tersebut harus dapat dilakukan dengan gerakan yang kuat,
cepat, tepat dan terkoordinasi. Teknik yang paling sering digunakan dalam
pencak silat adalah tendangan apabila dibandingkan dengan teknik lainnya
seperti pukulan. Serangan yang sah dengan menggunakan tendangan lebih tinggi
nilainya dibandingkan dengan serangan yang menggunakan pukulan sehingga teknik
tendangan sangat penting dikuasai para pesilat.
Teknik tendangan dalam olahraga
pencak silat selalu menggunakan ujung kaki yang mana ujung jari kaki ditekuk ke
atas. Sasaran untuk tendangan lurus ke depan tertuju pada daerah sasaran tubuh
bagian depan yaitu dada dan perut. Untuk mencapai hasil yang baik dalam
melakukan tendangan lurus ke depan, diperlukan kekuatan tendangan dan kemampuan
jangkauan tendangan agar dapat dengan mudah mencapai sasaran tubuh lawan. Kekuatan
tendangan sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai sebuah target yang
maksimal. Kekuatan tendangan dapat menyulitkan lawan untuk melakukan antisipasi
seperti tangkisan dan elakan. Pesilat yang mempunyai tendangan yang kuat akan lebih
cepat dapat melumpuhkan lawan.
Kekuatan tendangan dalam pencak
silat dapat dicapai melalui latihan secara terprogram dan intensif. Teknik
latihan harus mampu mengembangkan kekuatan otot tungkai mampu kecepatan
otot-otot yang berperan dalam proses tendangan. Otot-otot yang perlu dikembangkan
adalah otot-otot paha bagian depan yaitu sartorius, tensor fasciae latae,
adductor longus, rectus femoris, vastus lateralis dan vastus medialis, serta
otot-otot paha bagian belakang yaitu semitendinosus, semimembranosus, bicep
femoris, adductor magnus dan adductor brevis. Otot-otot paha tersebut merupakan
penggerak anggota gerak tubuh bagian bawah terutama untuk melakukan tendangan
dalam olahraga pencak silat.
Kekuatan kontraksi otot tungkai
dapat memberikan kemampuan gerak yang maksimal pada saat melakukan tendangan
dalam olahraga pencak silat. Otot-otot utama yang berkontraksi pada saat
melakukan tendangan pada olahraga pencak silat adalah otot rectus femoris,
vastus lateralis, dan vastus medialis. Pada saat kaki penendang ditarik dengan
cepat setelah melakukan tendangan, otot-otot yang berperan adalah otot biceps
femoris, semimembranosus, semitendinosus, dan gastrocnemius. Otot-otot
penunjang lainnya yang berkontraksi pada saat tendangan selain otot-otot yang
telah disebutkan di atas adalah iliopsoas, pectineus, tensor fasciae latae,
adductor longus, dan soleus. Persendian yang paling berperan yaitu untuk
tendangan lurus ke depan adalah knee extension dan hip flexion.
Kekuatan otot dapat dimanfaatkan
untuk menunjang daya gerak otot-otot yang berkontraksi dan persendian yang
bekerja pada saat melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat. Apabila
otot-otot tungkai cukup kuat, akan menunjang efektifitas gerakan tendangan
dalam olahraga pencak silat.
Panjang tungkai turut membantu dalam
proses gerak tendangan pada olahraga pencak silat terutama pada saat tungkai
diluruskan untuk mencapai sasaran tubuh lawan. Panjang tungkai dapat memberikan
kemampuan untuk mencapai sasaran tendangan dengan cepat meskipun lawan agak
jauh jaraknya. Pesilat yang mempunyai tungkai yang panjang dapat membuat lawan
kesulitan untuk melakukan serangan, apalagi jika tungkai lawan lebih pendek.
Sasaran dalam olahraga pencak silat adalah lawan yang selalu bergerak
menghindar sehingga posisi lawan kadang agak jauh dari jangkauan kita untuk
melakukan serangan. Pada saat lawan selalu menghindar menjauhi kita, diperlukan
kemampuan memaksimalkan panjang tungkai untuk menjangkau sasaran lawan. Pesilat
yang mempunyai tungkai yang lebih pendek, tentu kesulitan untuk menjangkau
sasaran (lawannya) yang selalu menjaga jarak pada saat melakukan serangan
melalu tendangan.
Proses gerakan dalam tendangan pada
olahraga pencak silat dilakukan dalam suatu pola gerak yang tidak terputus
yaitu mulai dari posisi kuda-kuda, mengangkat kaki penendang setinggi lutut,
dan meluruskan tungkai dengan gerakan cepat untuk mencapai sasaran tubuh lawan.
Unsur-unsur gerakan teknik tersebut memerlukan otomatisasi gerakan secara
terpadu disertai kemampuan mengoptimalkan panjang tungkai dan kekuatan otot
tungkai. Apabila proses gerakan tendangan pencak silat dilakukan dengan
tersendat-sendat atau ada gerakan yang berhenti, akan mengurangi kelincahan
gerak sehingga mudah ditangkis atau dielakan oleh lawan dan kemungkinan besar
lawan akan melakukan serangan balik.
Banyak pesilat pemula yang selalu
latihan tendangan pencak silat pada salah satu perguruan pencak silat, namun
hasil yang dicapai belum optimal. Beberapa pesilat pemula yang melakukan
latihan tidak mampu menunjukkan prestasi secara optimal. Banyak pesilat yang
kemampuan fisik maupun teknik kurang sempurna, seperti kekuatan tungkai sangat
kurang dalam melakukan serangan dengan tendangan, teknik tangkisan, elakan
serta kemampuan memanfaatkan kelemahan lawan untuk menyerang balik karena tidak
memiliki kelincahan tendangan yang memadai.
Para pesilat dalam mengembangkan
kemampuannya seperti kekuatan tendangan, sering dilakukan dengan latihan teknik
dengan cara melakukan tendangan secara sepir paha tanpa latihan pengembangan
kekuatan kontraksi otot-otot. Teknik latihan ini, disadari kurang efektif untuk
meningkatkan kekuatan tendangan pada olahraga pencak silat. Hal yang perlu
dipikirkan bahwa untuk melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat
dibutuhkan kekuatan gerakan tungkai atau seluruh tubuh untuk membantu kelincahan
gerakan kaki pada saat melakukan tendangan.
Bagi pesilat yang belum terbentuk
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot tungkainya secara optimal, serta
kemampuan teknik untuk melakukan tendangan dalam pencak silat, seperti teknik
mengangkat tungkai penendang secara tepat, cepat, dan kuat belum dikuasai
dengan timing yang tepat, maka perlu diberikan latihan yang dapat meningkatkan
kemampuan tersebut.
Permasalahan yang timbul adalah
dapatkah sepir paha mempengaruhi kekuatan tendangan dalam olahraga pencak silat.
Bagi pesilat pemula masih sangat banyak kesalahan teknik gerakan tendangan yang
sering dilakukan pada saat menendang akibat gerakan teknik belum dikuasai
secara baik. Hal tersebut akan menyulitkan para pesilat untuk mengembangkan kekuatan
kontraksi otot-otot pada saat melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat.
Apabila pesilat mempunyai kekuatan tungkai yang memadai disertai panjang
tungkai yang cukup, namun kesalahan-kesalahan dalam melakukan teknik tendangan
masih sangat dominan, maka kekuatan tendangan dalam olahraga pencak silat akan
sulit dicapai. Pada pesilat pemula, masih sangat sulit dipastikan untuk dapat
mencapai kekuatan tendangan dalam olahraga pencak silat setelah mereka memiliki
kekuatan tungkai disertai panjang tungkai yang lebih baik karena pesilat pemula
belum menguasai teknik tendangan dalam olahraga pencak silat.
Hal sebaliknya dapat pula terjadi
bahwa para pesilat pemula sangat sulit mengembangkan kekuatan tendangannya
apabila tidak ditunjang dengan kekuatan otot. Panjang tungkai yang dimiliki
juga membantu untuk menjangkau sasaran sehingga menunjang kemampuan tendangan
dalam olahraga pencak silat. Meskipun para pesilat mempunyai kemampuan teknik
tendangan yang baik, tetapi tidak ditunjang dengan kekuatan tungkai akan
menyulitkan untuk melakukan gerak tendangan secara maksimal.
Tendangan dalam olahraga pencak
silat harus dilakukan dengan keras disertai kemampuan jangkauan pada sasaran
agar lawan sulit melakukan tangkisan dan elakan. Tendangan yang dilakukan
dengan lemah karena kekuatan tungkai tidak memadai disertai dengan tungkai yang
pendek, akan mudah diantisipasi oleh lawan dengan melakukan tangkisan, elakan,
dan bahkan memudahkan lawan untuk melakukan serangan balik secara cepat dan
tiba-tiba.
1.2 Batasan Masalah
Dari berbagai masalah yang muncul
dalam latar belakang maka perlu di adakan pembatasan masalah agar peneliti ini
mendalam mengkajinya.
Permasalahan
hanya di bataskan kepada : pengaruh metode latihan sepir paha menggunakan beban
pemberat pada kaki terhadap kekuatan tendangan atlit pencaksilat universitas
jambi
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan
pembatasan masalah maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : apakah
sepir paha berpariasi dengan beban pemberat tertentu dapat meningkatkan kekuatan
tendangan atlit pencak silat universitas jambi
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam
peneliti ini adalah : untuk mengetahui pengaruh metode latihan sepir paha
terhadap kekuatan tendangan atlit pencak silat universitas jambi
1.5 Manfaathasil Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan
memberi manfaat antara lain :
1.
Dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai olahraga pencak silat
2.
Sebagai
upaya nyata dalam proses meningkatkan prestasi olahraga khususnya pada cabang
olagraga pencak silat.
3.
Sebagai
masukan untuk menambah kreatifitas dalam melatih atlit pencaksilat
4.
Bagi
peneliti merupakan proses pembelajaran diri dalam menerapkan disiplin ilmu yang
tlah di peroleh dari hasil studi di pendidikan olahraga dan kesehatan, baik
teori maupun praktik. Selain itu juga menambah pengalaman di bidang penelitian
agar dalam melakukan penelitian di lain, lebih baik lagi.